Biru dan Kamu

K.
2 min readFeb 15, 2024

--

Mentari di kala senja itu secantik kamu, namun cintaku untukmu tak bagaikan senja—Ia akan terus abadi di semesta.

Jika aku adalah birunya angkasa, maka kamu adalah kuningnya mentari yang menyinari semesta. Sinar hangatmu memeluk dinginnya jiwaku. Jika tak ada kamu mungkin aku sudah membeku dan tenggelam dalam gelap dan dalamnya samudra. Aku ini tak seindah yang kamu pikirkan, nyatanya jiwaku mudah hancur dan kecewa pada realita yang ada. Saat takdir dan nasib bermain-main di atas kertas kehidupanku, aku berteriak merintih dalam frustrasi dan harapan kosong yang aku genggam. Kuutarakan berkali-kali pada diri, bahwa mungkin kewarasanku akan ditelan oleh semesta jika kamu tak hadir dalam hidupku. Kamu itu adalah hadiah dan keajaiban dari semesta. Awal tahun ini aku bahagia, banyak senyum yang terpatri di wajahku semenjak kamu hadir menghiasi semestaku. Apa kamu ingat saat aku bercerita tentang konstelasi yang melukis langit malam dengan indahnya? Sebenarnya hal yang paling indah di muka bumi ini adalah kamu. Eksistensimu itu cantik, kamu adalah hal yang ingin aku pandang seumur hidupku, dan aku ingin memujamu sampai akhir hayatku.

Aku ini biru, dan apakah kamu tau? Biru itu sendu. Jika kamu tau bahkan karakter dalam film “Inside Out” yang menggambarkan kesedihan itu dilambangkan oleh warna biru. Langit, dan laut juga berwarna biru, dan aku mengaitkan diriku dengan hal itu. Luasnya langit menggambarkan diriku dengan segala kebebasan dan ketenangan yang aku damba selalu. Sedangkan laut menggambarkan apa yang aku sembunyikan rapat-rapat pada jiwaku. Denganmu aku menghangat, denganmu semestaku berwarna, pelukmu membuatku nyaman, presensimu menenangkan bisingnya kepalaku acapkali aku terdiam dimakan waktu.

Dan aku mungkin akan menghilang dalam ketenangan dan kedamaian yang aku damba selalu jika kamu tidak hadir di hidupku. Dari hati yang paling dalam, kuucapkan ribuan kata terima kasih dan syukur atas hadirnya kamu di semesta. Kehancuran jiwaku terselamatkan olehmu. Banyak tawa yang hadir saat jiwaku melemah dan lelah. Kamu menguatkanku, dan kamu membuatku percaya bahwa masih banyak cinta dan afeksi yang bisa aku beri pada dunia.

Jika seseorang meminta untuk menuliskan perasaan yang aku punya untuk kamu, mungkin aku perlu waktu seumur hidupku untuk menyelesaikannya. Terlalu berlebihan tapi nyata adanya. Ingin kuhabiskan segala cinta dan afeksi yang aku punya untuk kamu selalu, maka, kuhabiskan seluruh waktu dan paruh napasku untuk kamu.

Terima kasih telah hadir dan lahir ke semesta ya? Peluk hangatmu mewaraskanku, paras cantikmu membuatku ingin memujamu selalu, indah senyummu mewarnai hidupku, baiknya kamu mengingatkanku agar terus bersyukur selalu, dan aku ingin mencintaimu selalu, bahkan di dimensi mana pun.

Jika aku terlahir kembali, aku ingin menemukanmu, dan mencintaimu lagi dengan versi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Kamu itu sempurna dan menyempurnakan semestaku yang hilang warna. Kamu itu bagai mentari yang hadir setelah hujan membasahi semesta, lalu bagai pelangi yang datang mewarnai cakrawala. Kamu itu adalah hal yang paling indah yang hadir di dunia. Kuucapkan sekali lagi, bahwa aku berterima kasih kepada Tuhan dan semesta atas lahirnya kamu ke dunia.

--

--

K.
K.

Written by K.

a wanderer that yearning for life's tranquilly

No responses yet